Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Merencanakan Masa Depan

Sajadah Hati – Saat ini sudah banyak dan mudah kita temukan financial planner yang dapat membantu merancang dan merencanakan masa depan keuangan kita, sebagai persiapan untuk menyongsong masa depan. Pertanyaannya, masa depan yang mana?

Merencanakan Masa Depan

Pada suatu hari, tiba-tiba telepon selular saya berdering…

“Assalamu’alaikum, selamat siang pak, dengan fulanah dari asuransi syariah, boleh mengganggu waktu bapak sebentar?...
Saya : Wa alaikumus salaam, mengenai apa ini ya mbak..?
Fulanah : Begini pak, saya mau survey sedikit, sekaligus ingin membantu bapak merencanakan masa depan keluarga bapak…
Saya : Membantu saya seperti apa mbak?
Fulanah : Sebelumnya mohon maaf, apakah bapak sudah merencanakan pendidikan anak-anak bapak? Untuk biaya kuliah 10-15 tahun lagi, atau untuk tabungan pensiun bapak mungkin 20-30 tahun lagi, apakah sudah direncanakan?
Saya : Hmmm…
Fulanah : Harus direncanakan pak, coba bayangkan pak, seandainya nanti bapak… bla.. bla.. bla.. 

Sambil saya mendengarkan agen asuransi ini menjelaskan program-programnya, saya malah memikirkan hal yang lain. Bila untuk keperluan biaya pendidikan anak untuk 10-15 tahun lagi, atau persiapan dana pensiun untuk 20-30 tahun lagi saja kita diajak untuk memikirkan lebih detil dan terencana, bagaimana dengan masa depan kita yang lebih jauh lagi?

merencanakan-masa-depan
Merencanakan Masa Depan
Bagaimana rencana kita dengan masa-masa 100-200 tahun lagi, saat kita terbaring kaku di alam kubur? Apakah kita sudah cukup merencanakan amal shaleh yang akan kita bawa di alam kubur nanti? Cukupkah bekal kita untuk dihisab saat yaumil akhir nanti?

Bagaimana nasib anak-anak kita, 100-200 tahun lagi, bila sekarang kita hanya berfikir soal pendidikan dunia yang hanya akan digunakannya selama hidup yang mungkin hanya sekitar 60-80 tahun saja, namun tak terlintas untuk merencanakan pendidikan dan masa depan anak-anak kita dengan bekal yang dapat membantunya mempersiapkan kehidupan di alam kubur dan yaumil hisab nanti? Seriuskah kita merencanakannya?

Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai ( perintah ) Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”, [Q.S. At-Tahrim (66) : 6].

Lalu saya juga teringat firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [QS. Al Hasyr (59) : 18]

Tiba-tiba saya tersadar, sebagai pemimpin rumah tangga saya belum cukup mempersiapkan diri dan keluarga saya untuk menghadapi masa depan yang lebih panjang dari sekedar urusan pendidikan dunia dan persiapan pensiun nanti. Justru saya harus mulai merancang dan merencanakan pendidikan akhirat dan persiapan pensiun di surganya Allah nanti, raudhatul jannah, aamiin…

Fulanah : … begitu pak program dari asuransi kami… apakah bapak tertarik, kapan saya bisa mengunjungi bapak untuk silaturahmi sekaligus menjelaskan programnya dengan lebih detil..?
Saya : Eh.. iya mbak.. terima kasih penjelasannya, untuk persiapan 10-30 tahun lagi saya sih serahkan ke Allah saja mbak, Dia yang maha mengatur..
Fulanah : Maksudnya pak?
Saya : Iya mbak, saya sadar bahwa saya harus mempersiapkan diri dan keluarga untuk pendidikan akhirat dan pensiun di raudhatul jannah…
Fulanah : hah?.. ?@#$%^&???
Saya : Terima kasih ya mbak, atas tausiyahnya.. syukran wa jazakillahi khairan… Assalamu’alaikum
Fulanah : Wa alaikumus salaam… tapi pak..
tuut.. tuut.. tuut.. tuut..

Merencanakan masa depan.