Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Berani Kotor Itu Baik, Benarkah?

Sajadah Hati - Berani kotor itu baik, benarkah? Dalam sebuah iklan produk pembersih di televisi, kita sering mendengar istilah berani kotor itu baik. Anak-anak dianjurkan untuk berani bermain dengan hal-hal yang berpotensi untuk mengotori baju, seperti bermain tanah, lumpur dan permainan lainnya.

Berani Kotor Itu Baik, Benarkah?

Dalam konteks kepentingan produsen produk pembersih tersebut, hal tersebut sah-sah saja. Sang produsen tentunya berharap dengan makin banyak orang yang mengotori bajunya maka diharapkan produknya dapat sering terserap oleh pasar, yang pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan sang produsen tersebut.
berani-kotor-itu-baik-benarkah
Berani Kotor Itu Baik, Benarkah?
Namun sosialisasi istilah tersebut dikhawatirkan dapat membentuk persepsi dan konotasi berbeda pada anak-anak kita. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata kotor didefinisikan sebagai:
  1. Tidak bersih, kena noda.
  2. Banyak sampahnya (barang bekas, barang busuk, dsb), jorok, menjijikkan.
  3. Melanggar kesusilaan, tidak patut, keji.
  4. Tidak mengikuti aturan, tidak jujur.
  5. (berat, isi, gaji, dsb) sebelum dikurangi wadah (pajak, dsb), bruto.
  6. [mulut kotor]: suka mengeluarkan kata-kata yg keji atau tidak senonoh.
Berdasarkan definisi tersebut di atas, kata kotor bisa dipersepsikan dengan jorok, buang sampah sembarangan, korupsi, tidak jujur, berbohong, mengumpat, maksiat, berzinah, mengkonsumsi khamr, narkoba, dan kata-kata berkonotasi negatif lainnya. Sehingga istilah berani kotor itu baik dapat berkembang dan dipersepsikan menjadi:
  • Berani jorok itu baik
  • Berani buang sampah sembarangan itu baik
  • Berani korupsi itu baik
  • Berani bohong itu baik
  • Berani maksiat itu baik
  • Berani berzinah itu baik
  • Berani mengkonsumsi narkoba itu baik
  • Berani mengkonsumsi khamr itu baik
  • Dan berbagai keberanian lainnya
Apakah hal-hal tersebut di atas merupakan sebuah hal yang baik? Jadi benarkah berani kotor itu baik?

Sementara, dalam Islam soal kebersihan sangatlah dianjurkan. Kita sangat dianjurkan untuk hidup bersih, mengkonsumsi yang bersih, dan menghasilkan yang bersih.

Rasulullah Muhammad Salallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: 
diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al-Ash, sesungguhnya dia mendengar Rasulullah bersabda: “Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, perumpamaan orang mu`min bagaikan lebah. Lebah itu memakan makanan yang baik-baik dan mengeluarkan yang baik pula. Tidak jatuh tatkala menghinggapi dan tidak mematahkan yang dihinggapi.” Hr. Ahmad (164-241H). Musnad Ahmad, II h.199.

Jadi, dalam konteks pendidikan anak, mungkin bermain dan belajar dalam kondisi yang belepotan dan berlumpur tidak masalah. Namun pensosialisasian istilah berani kotor itu baik, harus disikapi dengan bijak dan hati-hati. Agar kita dan keluarga dapat terhindar dari keberanian untuk melakukan hal-hal yang kotor.

Semoga kita semua selalu diberi hidayah oleh Allah untuk mencontoh kehidupan Rasulullah yang bersih serta membersihkan, yang suci lagi mensucikan.
Barakallahu fiikum..

Berani kotor itu baik, benarkah?